Para skeptis, adalah mereka yang tidak mau mempercayai hal-hal apapun yang menurut mereka tidak dapat dipercayai oleh akal pikiran mereka. Skeptis mempunyai sudut pandang tersendiri dalam kenyamanan dalam mempercayai sesuatu. Bahkan pada kenyataannya para kaum skeptis tidak mau mempercayai walaupun kebenaran tersebut benar-benar telah dibuktilan secara otentik.
Pada awalnya saya merupakan, atau tergolong dalam person yang sangat skeptis dengan yang namanya ALIEN. Saya sangat tidak dapat meyakini bahwa alien adalah eksis dan benar-benar ada di dunia material.yang fana ini. Saya cukup mengira, bahwa alien hanya eksis dalam ranah perfileman Hollywood. Saya semenjak kecil sangat kental dan taat akan kisah dan praktik-praktik agama yang saya emban saat ini, dan dalam sistem kepercayaan tersebut saya tidak bisa mempercayai adanya makhluk lain di semesta ini, selain manusia dan makhluk-makhluk di planet bumi.
Dalam pelajaran atau theologi yang saya terima, bahwa bumi merupakan planet yang dirahmati oleh Sang Kuasa, hanya satu-satunya planet yang diberikan berkah olehNya, yaitu berkah adanya kehidupan di dalamnya. Bahkan secara khusus dikisahkan dalam suatu metafora spiritual, dalam salah sayu madah dikisahkan, bahwa penciptaan dengan central di planet bumi ini dilakikan dalam enam hari dan pada hari yang ketujuh, Sang Pencipta beristirahat untuk melakukan Perayaan Sabbath dan menguduskan ciptaanNya.
Dari dogma theologis tersebut, sangat sulit bahkan mustahil saya bisa berpikir akan adanya kehidupan lain, selain di planet bumi. Namun seiring berjalannya waktu, pengetahuan bertambah, begitupula kemampuan untuk pribadiku berpikir juga mengalami evolusi ke tingkat yang lebih baik.
Awalnya saya beranjak dari adanya film cartoon minggu pagi, yaitu: Dragon ball, yang mana mengisahkan bahwa Son-Gokku merupakan makhluk asing berpengetahuan dari planet luar bumi. Adapula Sailor Moon dan prajurit wanita penjaga tata surya "matahari". Selian itu ada serentetan filem yang berdampak sebagai budaya global, yang terindikasi memberikan pencerahan masa bagi yang menontonnya. Bisa dibilang: Distric Nine, Avatar Planet Pandora, Skyline, Jhon Charter, Transformers, Sign, Alien vs Predator, Alien and Cowboy, dan sebagainya.
Dan semakin tertantang lagi untuk belajar dari tulisan-tulisan kuno seperti Enuma Elish dari atefak Banilonia. Ada juga kitab Henokh, buku Urantia, adanya paham agama baru yang bernama Realianisme, yang mempercayai akan keberadaan Alien. Dan rasa penasaranku akan adanya bangunan megah luar biasa yang dibangun di zaman kuno dengan teknologi yang seharusnya super canggih, namun tidak mungkin terjadi sebab dibangun dalam peradaban manusia yang masih sangat primitif.
Dengan pengalamam pengetahuan tersebut semakin membuka cakrawala pemikiranku, bahwa alam semesta ini tidak hanya seluas bumi. Bumi kita hanya setitik debu yang super kecil diantara trilyunan bintang di alam semesta yang tidak terbatas. Sehingga peluang adanya planet serupa dengan bumi adalah sangat besar kemungkinannya. Sikap skeptisku berangsur-angsur memudar, dan beralih menjadi sangat tertarik dengan asanya kebudayaan peradaban modern yang dikemas dalam kepercayaan adanya Alien.
Lantas apa kaitannya dengan judul postingan kita kali ini?
Jika alien benar-benar ada dan eksis, akankah hal ini mempengaruhi kepercayaan kita akan adanya entitas yang MAHA yang sepanjang peradaban menyebutnya dalam beragam nama mulia, yaitu TUHAN??
Akankah nilai keberadaan Tuhan mulai luntur dengan adanya peradaban modern yang mempercayai adanya Alien??
TENTU SAJA TIDAK !!!
Dalam postingan saya saat ini, saya ingin menyuarakan apa yang sedang saya pikirkan. Kita tidak perlu khawatir akan adanya gelombang kepercayaan baru, yang diisukan akan merombak sistem keagamaan dunia. Itu semua belum tentu benar adanya.
Eksistensi Alien, malahan membuat kepercayaan kita kepada Tuhan menjadi semakin kuat dan mendalam. Pengenalan kita kepada Tuhan memjadi semakin luas dan kita dibawa menuju level spiritual yang lebih tinggi daripada sebelumnya.
Alien merupakan ciptaan yang sama dengan kita manusia, namun mereka berhasil melakukan tahap demi tahap evolusi di dalam planet kampung halaman mereka untuk sebuah misi sebagai penguasa di planet tersebut. Mereka merupakan ras prime untuk planet mereka sendiri. Bahkan teknologi dan peradaban mereka bisa jadi jauh lebih canggih dibanding peradaban manusia bumi.
Kita tahu bahwa kita merupakan hasil daripada rantai evolusi yang memakan waktu ribuan bahkan jutaan tahun, yang merupakan saudara dari simpanse, gorilla, bonobo, kera dan primata lainnya. Namun karena satu-satunya yang mempunyai akal pikiran dan berkomunikasi melalui bahasa, kita dapat memenangkan seleksi alam, dan menjadi makhluk superior di planet bumi ini. Sama dengan hal tersebut, bisa jadi jauh di luar planet bumi adalah makhluk dari genus lain yang berevolusi dan menyesuaikan diri dengan habitatnya maka akan mempunyai wujud dan rupa yang sedikit berbeda katimbang manusia bumi. Atau bahkan mereka sudah menguasai teknologi android yaitu menggabungkan makhluk biologis dengan teknologi mesin yang terkomputerisasi. Hal tersebut sangat mungkin terjadi. Atau bisa jadi alien cerdas tersebut, sudah mampu menguasai teknologi memecah sel-sel tubuh mereka sebesar partikel nano dan kemudian mampu merekonstruksi tubuh mereka kembali, sehingga mampu melaju pesat delalam kecepatan cahaya melintasi semesta yang tak terbatas.
Sejak kapan peradaban canggih super maju, yaitu peradaban alien tersebut ada? Darimana mereka berasal?
Sebenarnya kita tidaklah tau-menau perihal eksistensi mereka, namun mari kita sedikit berpikir, akan luasnya semesta kita yang tidak ada batasannya ini. Semesta yang tanpa ada batasan, yang tidak tau kapan awalan dan akhirannya, menimbulkan pertanyaan sekaligus misteri yang masih sulit untuk disibakkan.
Namun satu yang pasti, segala sesuatu pasti ada yang mengawali. Seperti teori yang dikemukakan oleh Louis Pasteur, yang merupakan dalil dari hukum Biogenesis, yang demikian:
"Omne vivum ex ovo, omne ovum ex vivo, omne vivum ex vivo"
Yang berarti: "semua kehidupan berasal dari telur, semua telur berasal dari kehidupan, dan semua kehidupan berasal dari kehidupan sebelumnya"
Namun, bagaimana asal muasal kehidupan itu muncul? Masih juga dipertanyakan. Ada pula teori lain yang menyatakan bahwa kehidupan perdana muncul oleh sebab ketidaksengajaan, spontanaeous generation. Kehidupan muncul secara tiba-tiba dan spontan. Bahkan dalam beberapa penelitian mengatakan bahwa kehidupan muncul dari bentuk senyawa yang berasal dari benda mati. Teori tersebut dikenal dengan istilah Abiogenesis, atau Teori asal muasal kehidupan dari benda mati.
Memang secara nalar rasional, kita masih sukar untuk menerima kebenaran tersebut. Hal itu dikarenakan kita lebih dahulu bersinggungan dengan theologi, atau dogma yang berasal dari sistem kepercayaan atau agama, yang memberi gambaran akan kuasa Sang Pencipta dalam melakukan penciptaan secara spektakuler dari sesuatu yang tidak ada menjadi ada, atau Creatio Ex Nihilo. Hal ini hanya dapat hidup dan menjadi pegangan bagi kaum agamawan, yang notabene mengimani akan hal tersebut, dengan berbekal kepercayaan dan rasa nyaman belaka, yang pada kemudian hari tidak lagi mau untuk mencari kebenaran melalui disiplin ilmu-ilmu lainnya.
Segala metode yang digunakan untuk menyentuh zona misteri akan adanya Ras Kecerdasan lain di luar planet bumi,sudah dikerahkan dan diupayakan, namun sampai saat ini, itu semua masih dalam tataran Hipotesa tanpa bukti.
Kemudian dari dalam pemikiran ku, muncul sekelumit pertanyaan, jika memang benar Ras Cerdas di luar bumi itu benar-benar ada dan eksis, lantas apa tujuan mereka melakukan penjelajahan semesta dan mengeksplorasi planet-planet primitif dalam galaksi-galaksi muda? Atau setidaknya manusia bumi pernah mengalami kontak dengan ras Cerdas tersebut. Entah di zaman modern atau pada zaman kuno.
Beberapa jawaban kucoba untuk ulas dalam postingan kali ini, demikian:
1. Mencari sumber energi lain.
Mengapa demikian:
Hal ini mungkin dipengaruhi oleh karena, keterbatasan sumber daya alam yang terkandung di dalam planet mereka. Sehingga mereka berusaha untuk mencari energi lain, atau mencari alternatif energi di planet-planet yang mereka sinyalir terdapat cadangan energi yang melimpah. Atau ras Cerdas ini, hendak mencari logam-logam tertentu, seperti emas, yang berguna sebagai konduktor listrik yang paling baik diantara logam lainnya.
Dari zaman dahulu, emas merupakan logam yang sangat tersohor di kelasnya, oleh sebab logam emas tidak dapat mengalami korosi (perkaratan), dan merupakan penghantar listrik yang sangat baik, karena sifatnya yang bebas hambatan. Sehingga energi listrik yang dialirkan melalui logam emas tidak mengalami pengurangan oleh karena, tidak adanya hambatan.
2. Membentuk Koloni Baru
Bisa jadi, ras Cerdas dari Galaksi atau planet lain, ingin mengembangkan koloni mereka. Membentuk suatu sistem peradaban yang maha luas, guna menguasai jagad raya. Atau hanya sekedar mempertahankan kelangsungan hidup ras cerdas itu sendiri. Bayang kan saja, ketika suatu makhluk bisa sampai pada fase Intelegensia dan berperadaban super modern dan canggih, pastinya memerlukan ribuan tahun, dan mengalami ratusan kali fase evolusi. Sehingga mereka tidak ingin Ras Mereka punah begitu saja. Mereka melestarikan Ras mereka dengan cara membentuk koloni baru disuatu planet yang layak huni lainnya.
3. Melakukan penelitian, dalam rangka menciptakan organisme cerdas yang baru.
Nah kalo yang ini, agaknya terlampau berlebih. Namun saya pernah berpikiran yang sama dengan pernyataan tersebut.
Bisa jadi Ras Cerdas yang melintasi antariksa dan menetap disuatu planet tertentu, hendak melakukan suatu percobaan. Dan percobaan itu dinamakan "Life Carier" atau Pembawa Kehidupan. Oleh karena kecerdasan, serta teknologi mereka yang super canggih, sudah barang tentu, dan bukanlah hal yang mustahil ketika mereka dapat melakukan suatu tugas untuk menciptakan suatu bentuk kehidupan baru, dari sebuah kehidupan primitif di sebuah planet yang belum berpenghuni.
Bisa jadi Dewa, atau Malaikat, atau penghuni langit yang dikisahkan dalam naskah-naskah suci, ataupun tulisan-tulisan keagamaan, merupakan sekelompok atau sekumpulan daripada Ras Cerdas yang berasal dari suatu tata surya yang jauh dari bumi, dan hendak menciptakan kehidupan baru di planet bumi yang kala itu masih sangat primitif.
Manusia bumi yang merupakan ras evolusi dari genus homo, dengan spesies sapiens. Bisa jadi merupakan rekayasa genetik suatu ras Cerdas, yang dikemudian hari disebut dengan istilah dalam ranah spiritual yang transenden, yang tidak dapat ditangkap oleh nalar primitif suatu pola peradaban manusia bumi yang kala ini masih sangat primitif.
Di sebuah taman observatorium, yang kala itu sangat terkenal dengan pohon kehidupannya, percobaan kehidupan inipun dimulai. Ketika manusia bumi, yang merupakan rekayasa genetika dari genus homo, yang adalah kerabat dekat dari simpanse, gorila, orang utan dan bonobo. Ras Cerdas tersebut, mungkin juga tidak secara naif, dan terlampau narsis ketika mereka berhasil menciptakan suatu kecerdasan baru, walaupun masih sangat primitif, yang kemudian di sebut dengan istilah peradaban Manusia Bumi.
Ketika mereka berhasil melakukannya, mereka lantas mengamati dari jauh, agar keseimbangan keberlangsungan hidup manusia bumi, dapat berjalan secara alamiah. Walau tak hayal, Ras Cerdas inipun terkadang mengirimkan suatu aturan, norma, atau bahkan hukum-hukum yang dikirimkan dari "langit" untuk keberlangsungan peradaban manusia bumi.
Saya tidak berani untuk mengutarakan, namun yang saat ini mengganjal dalam pemikiranku: "mungkinkah, Ras Cerdas pada zaman kuno, yang pernah kontak langsung dengan Manusia Bumi, adalah alien?! Dan melalui tradisi lisan maupun tulisan, nenek moyang manusia bumi, secara turun temurun, melalui sistem kepercayaan hendak mengutarakan kepada keturunannya, bahwa asal kecerdasan dan kehidupan manusia bumi, berasal dari Mereka?!
Ketika pikiran tersebut merasuk, spiritual ku pun mulai masuk dalam tataran yang lebih tinggi. Jika demikian, dimanakan posisi dan keberadaan Tuhan?
Ketika kelak manusia bumi, juga akan mempunyai gambaran dan rupa Tuhan dengan jelas, melalui teknologi canggih dan peradaban super maju, di era karir Peradaban Manusia Bumi bertaraf penjelajahan antariksa.
Mungkinkah, kita juga akan disebut sebagai dewa, atau bahkan tuhan? Bagi ciptaan-ciptaan, atau anak-anak rekayasa kehidupan kelak? Ketika segala sesuatu itupun dapat kita lakukan pada saatnya nanti?!
Yaaa... Waktu lah yang akan menjawabnya...
__Salam Keseimbangan antar Ciptaan.