Setiap orang pasti takut mati !!!
aku takut MATI, aku yakin KAMU juga takut mati bukan!?
tidak bisa dipungkiri, semua yang HIDUP pasti bakal MATI
KEMATIAN adalah akhir dari KEHIDUPAN.
jika ada hidup pasti ada mati, dua hal yang tidak bisa dipisahkan...
Lantas, seperti apa kita mempersiapkan KEMATIAN?
apa saja yang harus kita persiapkan??
===============================================================================================================================================
Mimpi buruk itupun selalu menghantui kehidupanku,
setiap petang tiba, mentari menyembunyikan senyumnya dari wajah-wajah kolong langit. Malam mencekam berlari menggantikan terang siang.
Aku yang dikala itu masih berusia tujuh tahun, menatap keluar jendela ruang tamu, mendengar suara seruan lantang dari luar. Hatikupun tak mampu menahan rasa pedih mengiris, dan entah perasaan apa yang sedang aku alami. Masih nyata teringat dalam pikiranku. Peristiwa waktu itu, aku menangis menatap keluar jendela, soerang anak lelaki mungil, berdiri di sudut ruang tamu, dan menangisi sesuatu hal yang tidak diketahuinya. Suasana kian kalut, saat sinar temaram mulai padam, dan langit beralih rupa kelam.
Kami saat itu hanya berdua, dan aku seorang diri di sudut ruang tamu, ujung jariku menyentuh kaca jendela, air mata jatuh tak tertahankan, membasahi wajah polos seorang bocah.
Masih teringat jelas, sapaan itu...
"Lho nak... kenapa kamu menangis", dengan lembut suara yang tak asing itupun mendekatiku, bahu kecilku disentuh lembut olehnya. Dia ibukku. Ibu kandungku, dan aku darah dagingnya. Ku tolehkan wajah sembabku, linangan air mata aku sekakan mendalam pada pelukannya, aku menangis kian menjadi.
Aku sangat sadar kala itu, bahwa ibukku bahkan bertambah bingung tak karuan. Seorang bocah tujuh tahun menangis menjadi-jadi, dan basah oleh keringat bercampur air mata. Belaian tangannya mengelus lembut rambutku, ujarnya padaku kala itu: "Kamu ada masalah di sekolah?", "Kamu diejek lagi ya... sama temanmu?" sambil tetap mendekap ibukku, aku menggelengkan kepalaku.
Ibu semakin heran, "Lantas apa yang membuatmu menangis, seperti ini nak?" tanyanya agak kawatir.
Langit berangsur pekat menghitam, udara mulai dingin, suasana mulai hening, sunyi dan bertambah pilu.
Isak tangis menghambat suaraku, dengan terbata aku mencoba mengutarakan perasaanku...
"Ibu... aku takut mati, aku takut bapak dan ibu tiada, aku takut kehilangan kalian, aku takut, aku juga mati"
Seorang anak tujuh tahun, dalam dekapan sang ibu, menangis kian menjadi-jadi, mebuat sang ibu kebingungan. Ditambah ucapannya kala itu, yang menambah kawatir sang ibu.
Ibukku, terdiam sejenak, ku beranikan diri memandang wajahnya, tanganku masih memeluknya erat. "Sudah ya.. jangan nangis lagi...." dan melanjutkan "Kamu tidak boleh berkata seperti itu lagi ya...., janji ya sama ibuk". Aku lihat ibu meneteskan air matanya, dan aku mengangguk perlahan, meskipun masih terdapat ganjalan besar dalam hatiku.
Setiap petang datang, dan berganti malam,
bayangan itu selalu muncul dalam pikiranku.
Tubuhku membujur kaku tak dapat digerakkan,
orang berbondong-bondong datang, menangis, dan berkabung.
Sepanjang jalan orang-orang menangis.
Tubuhku diangkatnya perlahan, dan dibawa ke daerah taman bunga kamboja putih.
aku tak tahu tempat itu, yang aku sadari hanyalah ada lubang di dalam tanah.
Tubuhku ditaruh mereka di dalamnya, dan secara perlahan, tanah menutup rapat tubuh ini.
Gelap...
ya.. gelap gulita, tak ada lagi penerangan...
ya.. gelap gulita, tak ada lagi penerangan...
tak ada lagi keriuhan dunia luar.
Dingin, lembab dan pengap.. tak ada lagi udara...
Aku ketakutan setengah mati, ketika bayangan itu menghantuiku, dan setiap takut, aku pun menangis sejadi-jadinya. Awalnya aku tak ingin seorangpun tahu, termasuk ayah dan ibuku.
Namun sore itu, sungguh diluar dugaanku, ibukku menghampiri dan memelukku perlahan, beliau mendengarkan segala yang aku rasakan kala itu, dan mencoba menenangkannya...
"Ibu, apa yang terjadi, kelak ketika aku tiada?" tanya ku padanya
Ibu ku menjawab, bahwa kelak aku akan bertemu dengan Tuhan yang menciptakan segala hal. Kelak ketika aku tiada, aku akan bertemu dengan kehidupan lain yang lebih membahagiakan. Namun aku tidak lantas percaya, dan semakin takut, karena aku tidak lagi bisa bertemu dengan ayah dan ibu ku.
"Aku tidak mau mati, aku takut mati ibu"
ibu memelukku dan berkata lembut, "tak apa-apa nak, kita tidak sendiri, karena semua yang hidup pasti akan mati. Kematian bukanlah akhir, namun merupakan awalan untuk kehidupan yang lain"
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sedikit cerita masa lalu yang terbayang dalam benakku
dan mungkin hal ini juga dirasakan oleh para pembaca sekalian
bahwa "Aku Takut Mati"
dan mungkin hal ini juga dirasakan oleh para pembaca sekalian
bahwa "Aku Takut Mati"
Kematian Seharusnya Terjadi
Saya pernah berpikir sederhana: "Mengapa setiap ciptaan harus mengalami kematian?"
Suatu misteri yang tak pernah sempurna terpecahkan, masih saja menyisakan tanda tanya besar dalam hati kita. MENGAPA KITA HARUS MATI?
Kita pernah mempelajari adanya pembelahan sel, baik itu MITOSIS, ataupun MEIOSIS. Dan dalam kedua pembelahan tersebut, membuktikan bahwa setiap sel dalam tubuh organisme BERTUMBUH dan BERKEMBANG BIAK. Kita Manusia tergolong dalam tingkat Organisme Multi-Seluler, yang berarti tubuh kita tersusun atas SEL-SEL yang membentuk JARINGAN, beberapa jaringan menyusun ORGAN, dan komponen ORGAN menyusun suatu tingkat SISTEM ORGAN, kemudian SISTEM ORGAN menyokong kehidupan ORGANISME.
Sel-sel dalam tubuh organisme setiap hari selalu mengalami pergantian, mengalami peremajaan, sel-sel yang sudah tua digantikan dengan sel-sel muda. Sel membelah diri, diikuti dengan pembelahan inti sel yang di dalamnya terdapar kromosom-kromosom pembungkus kode genetik DNA. Kode Genetik ini adalah program yang sangat rumit, yang mempengaruhi enzim-enzim dan hormon yang diginakan dalam sistem kehidupan organisme. DNA terdiri atas: Gugusan gula deoksiribosa, Gugusan asam fosfat, dan Gugusan basa nitrogen, dan di ujung DNA terdapat telomer
James Watson dan Francis Crick pada tahun 1953 di Inggris
Apa mungkin karena kerja yang terlampau berat, sehingga menyebabkan ujung DNA (telomer) mengalami pemendekan setiap terjadi replikasi Inti Sel?
Ada satu yang membuatku melupakan hal ini, bahwa sel tubuh manusia memang sengaja dirancang untuk Apoptosis, atau dengan kata lain sel manusia akan mengaktifkan program penghancuran diri sel tersebut, jika telomer pada DNA semakin memendek dan kian memendek. Pemendekan Telomer akan berakibat rusaknya rantai helix pada DNA, yang berdampak pada kemungkinan adanya perubahan genom selular.
Program "bunuh diri" pada sel ini, berguna untuk memperkecil kemungkinan terjadinya perkembangan sel di luar kendali atau sering di sebut tumor. Jika Tumor semakin tidak terkendali akan berdampak pada perkembangan dan pertumbuhan sel liar yang disebut CANCER. Pada hal ini program "Bunuh Diri" sel harus terjadi. Jika tidak hidup manusia akan penuh kesengsaraan dengan penyakit yang menjangkiti sepanjang hidup, oleh karena setiap sel yang "tak berguna" dipaksa tetap berguna.
Mungkinkah hal ini yang dimaksud bahwa, SEGALA SESUATU ADA WAKTUNYA?
Ada waktunya untuk LAHIR dan ada waktunya untuk MATI.
Takut Mati adalah Sesuatu Hal yang Wajar
Kematian adalah bagian dari kehidupan, segala sesuatu yang hidup di alam semesta ini, PASTI akan mati. Kematian adalah hal yang tidak dapat dipisahkan daripada kehidupan. Kematian adalah alamiah, dan siklus alam telah memprogramkan bahwa yang hidup akan mati, dan yang mati akan memberikan kehidupan bagi yang masih hidup. Demikian seterusnya.
Mengapa kita bisa merasakan takut?, termasuk takut akan kematian.
Takut adalah suatu bentuk tanggapan emosional terhadap adanya ancaman baik dari luar ataupun dari dalam pribadi. Biasanya rasa takut muncul akibat adanya bayang-bayang, pikiran yang terlalu berlebihan. Padahal belum tentu yang kita bayangkan adalah benar adanya.
Atau bisa jadi, sebenarnya yang kita takuti adalah sesuatu yang membahagiakan dan sesuatu yang sebetulnya kita butuhkan.
Saat masih kecil setiap anak takut untuk disuntik, diimunisasi.
Banyak dari mereka yang belum tau bahwa imunisasi itu sangatlah berguna, dan sangat penting untuk dilakukan. Namun karena banyak juga yang belum tahu rasanya disuntik, maka gambaran mengenai benda runcing yang ditancapkan pada tubuh itu menyebabkan rasa sakit. Dan bayangan ketakutanpun muncul, bahwa diimunisasi adalah rasa sakit. Beda halnya jika kita sudah mengerti benar, bahwa diimuniasi itu adalah memasukkan vaksin baik untuk membantu membentik sistem kekebalan tubuh, maka dengan wajar akan menerima imunisasi dengan ikhlas dan tanpa keraguan. Secara sadar benar rasa takut itu akhirnya sirna sudah, ketika saya mengenal, dan memahami penyebab ketakutanku.
Rasa takut muncul oleh karena kita belum tahu sesuatu yang terjadi sebenar-benarnya.
Setelah kita tahu, bahwa yang sebenarnya terjadi maka rasa takut itu akan hilang digantikan dengan ketenangan.
Takut mati adalah wajar ....
Konfusius pernah berkata:
Sebagai kaisar yang bijaksana, pastilah dia akan memilih Tentara Perang Yang TAKUT MATI, dari pada yang BERANI MATI
Oleh karena apa?
Bukankah jika perang berlangsung, bukankah lebih baik jika da tentara yang BERANI MATI?
Konfusius menjelaskan, bahwa jika tentara berani mati, pasti dia akan sangat NGAWUR dengan hidupnya, dia akan menyerang membabi buta tanpa strategi, bahkan dapat mencelakai diri sendiri. Jika tentara itu tewas dimedan perang maka anak dan istri yang ditinggalkan akan menjadi janda dan keluarganya akan hidup serba kasihan.
Jika Tentara yang memberla Negara dalah TAKUT MATI, pasti dia akan sebaik mungkin mempertahankan hidupnya, berperang dengan strategi, agar kemenangan yang dia raih dapat dirinya rasakan dan juga kemenangan bagi negaranya.
Kembali lagi pada topik kita.
Kita harus mengenal betul akan Kematian, saat kita sudah mengenal dengan benar, apa itu kematian. Maka kita tidak perlu takut lagi dalam menghadapinya.
Arti dari Kematian, Mati adalah tidak hidup.
Ada benda mati, dan ada benda hidup. Benar? Iya !!!
Kita bahsa lebih dahulu apa itu benda hidup, benda hidup sering disebut dengan istilah Organisme, atau Makhluk Hidup. Yang mempunyai ciri-ciri memiliki isyarat dan proses penopang diri (organisme hidup), seperti Bernafas, Bergerak, Bertumbuh, berkembangbiak, Makan+Minum, Melakukan ekskresi. Dan semua ciri hidup lainnya.
Kemudian, cirri-ciri benda mati? Atau Ciri-ciri makhluk yang dikategorikan telah MATI, atau Menginggal adalah: Tidak mempunyai ciri-ciri isyarat dan proses penopang diri.
Nah, dari definisi itu, mari kita lebih memahaminya.
Tuhan menciptakan kehidupan, Bukanlah suatu KEBETULAN!
Saudaraku, Ketika kehidupan itu terbentuk ada suatu misi dan tugas yang harus diemban. Bukanlah tanpa rencana, melainkan ada Tujuan yang baik yang berguna bagi ciptaan yang menerima anugerah kehidupan.
Kita ambil contoh saja, kita saat ini bisa terlahir ke dunia, oleh karena anugerah.
Dari 100-140 juta per mililiter sel seperma, hanya satu sel saja yang berhasil membuahi sel ovum, sehingga kita boleh terlahir di dunia ini.
Kita boleh bertumbuh, tubuh kita menjadi semakin besar, semakin kompleks, semakin sempurna oleh karena asupan nutrisi.
Dari awalnya dua sel yang bertemu, hingga terbentuk menjadi jutaan bahkan lebih sel, yang membentuk anggota tubuh kita saat ini, membuat kita bisa berpikir, berbicara, bergerak, berjalan, dan membentuk sistem penopang hidup lainnya.
Menurut penelitian, anak usia 6-24 bulan, membutuhkan kurang lebih 950 kkal/ hari.
Kebutuhan untuk remaja-dewasa = 25 kkal/ BB. Semisal berat badan 70 Kg maka membutuhkan = 1750 kkal per hari. Jika sepiring nasi = 242 kkal, maka dalam sehari kita membutuhkan 7,2 piring nasi putih untuk dapat hidup. (tidak termasuk makanan lainnya)
SEWENANG-WENANG TERHADAP KEHIDUPAN=BUNUH DIRI
Orang yang belum tahu kebenaran lantas melakukan kesalahan, mereka belum tentu salah;
jika dia sudah tau yang benar lantas melakukan yang salah, jelas dia adalah BEBAL. Karena sudah tahu yang benar namun tetap melakukan yang salah.
Kebanyakan orang bebal tidak mencintai dirinya, tidak mencintai hidupnya
berlaku sewenang-wenang dan terus melakukan yang dia anggap sebagai suatu kebenaran, bagi dirinya sendiri.
orang BEBAL inilah perlu dikasihani.
Setelah kita dianugerahi kehidupan, maka kita harus hati-hati dalam menjaganya.
Wujud kehati-hatian adalah dengan berpola hidup baik, dan tidak melakukan yang tidak baik.
Jika bukan kita yang merawat hidup kita siapa lagi?
yang tahu kebutuhan pribadi kita adalah diri kita sendiri, bukan?!
Kita harus merawat nikmat anugerah hidup ini, dengan sebaik-baiknya.
Dengan cara apa? Tentunya dengan menjaga tiga komponen penyokong kehidupan kita, yaitu Raga, Jiwa dan Rohani kita.
Menjaga Raga
setiap manusia ingin tetap sehat, jika ingin tetap sehat maka harus menjaga kesehatan.
Menjaga kesehatan ragawi adalah dengan mengatur pola makan seimbang, istirahat yang teratur, sedikit mengurangi stress, rutin berolah raga, menghindari kontak langsung dengan polusi, dan perbanyak mengkonsumsi air putih.
Namun adan kasus lain, bahwa ada juga manusia yang terlahir dengan penyakit bawaan, yang merupakan anugerah. Yang mengharuskannya untuk lebih mencintai dirinya sendiri. Seperti manusia dengan penyakit gula keturunan, maka dalam sepanjang hidupnya harus menjaga asupan gula, jangan sampai berlebihan, jika itu dilanggar maka akan berdampak Diabetus militus.
Ketika usia sudah menginjak kepala 4 (empat), sudah sepantasnya untuk tidak banyak menyantap hidangan bersantan, dan mengurangi makanan yang menyebabkan asam urat.
Pola hidup sehat sangatlah penting untuk dilakukan, tidak merokok, tidak meminum-minuman berkarbonasi, tidak makan dan minum makanan-minuman berpengawet, lebih memilih makanan yang segar, yang diolah dengan benar dan bukan makanan siap saji. Menghindari makanan yang terlalu banyak menggunakan MSG.
Ada pula orang yang mencibir dengan berkata: "Hidup kok tidak dibuat nikmat, ya dinikmati saja gitu lah, tidak usah neko-neko, hidup cuman sebentar saja kok dibuat sulit-sulit"
Ya itu terserah pemikiran orang lain, tapi jika kita mencintai hidup kita, dan ingin kita lebih lama lagi menikmatinya, maka kita perlu menjaga kesehatan sedini mungkin.
Menjaga Jiwa
Selain Raga, jiwa juga harus dijaga, percuma juga Raganya sudah sehat, namun Jiwanya sakit. Kebutuhan Jiwani jiga harus dipenuhi, yaitu: tidak dalam posisi stress berkepanjangan, tidak terlalu membebani pikiran dengan pemikiran yang sebaiknya tidak perlu dipikirkan, menghadapi sesuatu dengan tenang.
Selain itu melengkapi diri dengan etika yang baik, moral yang baik juga merupakan cara membuat jiwa kita sehat. Tidak berperasangka buruk terhadap yang lain, dan selalu bersyukur menerima keadaan apapun, menerima diri sendiri dengan apa adanya.
Menjaga Rohani
Rohani juga harus dijaga, Raganya Sehat, Jiwanya Sehat, namun Rohaninya sakit, maka akan sakit pula seluruh tubuh. Rohani berkaitan erat dengan spiritualitas. Hubungan manusia dengan penciptanya. Hal ini ditunjukkan dengan perasaan yang nyaman dan damai meyakini segala sesuatu dan percaya pada segala sesuatu. Dari sinilah maka akan terjadi keseimbangan lahir dan batin.
Rohani berhubungan erat dengan pengharapan, dasar dari segala hal yang kita harapkan dan bukti dari segala hal yang tidak kita lihat. Ketika kita menjaga rohani kita, maka kita menjadi manusia yang bijaksana, tidak bergegas mengambil keputusan yang salah, namun dengan kebijaksanaan melakukannya dengan sebaik mungkin.
Ketiga hal sudah kita jaga, sehingga tidak perlu TAKUT lagi saat harinya tiba, karena kita sudah berusaha. Tidak ada salahnya ketika kita telah berusaha yang terbaik dalam hidup kita.
Saat kematian menjemput kita kelak…
Tentunya kita tidak perlu takut lagi, karena kita sudah mengetahui tentang kematian
Biarlah Debu kembali menjadi Debu, kita mengembalikan energi yang telah kita pinjam selama kita hidup. Kita kembalikan kembali ke tanah, agar kelak ada kehidupan lain yang menggunakan energi tersebut. Untuk tumbuh dan berkembang dalam kehidupan yang lain. Bayangkan saja jika bumi ini dipenuhi dengan berbagai kehidupan, kandungan hara dalam tanah akan diserah habis, tanpa ada recycle. Siklus bio-geo-kimia akan terganggu, biosfera akan terganggu, dan akan ada banyak bencana ekosistem yang terjadi pada bumi kita.
Setelah organisme mati, maka komponen tubuhnya akan diurai oleh detrivor (makhluk pengurai detritus), unsur hara akan kembali diserap tanah, yang kemudian dipakai kembali untuk menyokong kehidupan lain, semisal untuk memberi nutrisi pada rumput, rumput dimakan kelinci, kelinci dimakan burung elang, elang untuk memberi makan anak-anaknya, dan anak-anak elang akan tumbuh menjadi elang perkasa, demikian siklusnya dalam rantai makanan, dan jejaring makanan.
Ketika kita sudah tiada, maka
Keberadaan kita, biarkah dikenang dalam kebaikan. Nama kita menjadi harum dan dikenang banyak orang oleh karena karya-karya mulia kita semenjak kita hidup.
Dan Roh kita, akan kembali kepada sang Maha Awal dan Sang maha Akhir, yang menyambut kita dalam ketenangan yang abadi, dunia baru tanpa ratap tangis, tanpa rasa sakit, dalam sepanjang zaman kekekalan.
Saya pernah takut sekali mati, dan sampai suatu saat, saya bertanya kepada Seseorang.
“Saya sangat ketakutan, ketika kelak tubuh ini disemayamkan dalam liang lahat, gelap, dan setelah itu saya tidak tau apakah neraka atau surga tempat yang akan saya tuju”
Dia menjawab:
Kematian adalah awal daripada perjalanan kita untuk kembali pulang. Ketika kita berpergian dan tiba saatnya untuk pulang, perasaan apa yang kau rasakan, pastilah senang, haru dan gembira sekali, karena ketika sampai di rumah, kita bisa berbaring, beristirahat, rebahan, dan bertemu oleh keluarga kita, Bapak dan Ibu kita,, Bapak dan Ibu semua ciptaan.
Jadi tidak perlu ditakuti, karena kematian adalah Perjalanan Pulang Menuju Kedamaian yang kekal.
Karena kematian adalah hal yang wajar,
maka kita sebaiknya mengekspresikan ketakutan akan kematian kita dengan cara yang wajar
menjaga hidup kita dengan cara yang wajar
dan mengisi kehidupan kita dengan cara-cara yang wajar
sehingga ketika berpulang kelak, kita berpulang dengan cara yang sewajarnya.
___ Salam Keseimbangan Antar Ciptaan
No comments:
Post a Comment