Ketika
tulisan ini berhasil di posting, pasti akan menimbulkan reaksi, entah
itu pro ataupun kontra. Baik pro ataupun kontra, saya tidak sama-sekali
mempermasalahkan hak para pembaca sekalian, karena itulah arti
kemerdekaan. Saat saya menulis ini, saya sama sekali tidak menginginkan
adanya orang yang menyetujui, atau membenarkan pemikiran saya.
Ini hanyalah ekspresi saya, melihat keadaan Indonesia yang majemuk. Terlebih akan saya soroti dalam kajian agama.
Tak
ada satupun manusia beragama yang tidak mengenal dogma sorga ataupun
neraka. Keduanya merupakan tempat yang akan manusia tuju setelah
kematian. Seingat saya, itulah yang diajarkan dalam dogma agama.
Doktrim sorga dan neraka terasa sangat kental, saat kita mempelajari
teks-teks religius dari agama-agama Samawi, atau agama-agama
Pewahyuan, diantaranya: Yahudi, Kristen dan Islam. Dalam ketiga
agama agung inilah kita dapat bersentuhan langsung dengan konsep
pemikiran, tentang sorga dan neraka.
Bagaimana
dalam agama-agama lain?, apakah juga mengajarkan tentang sorga
dan neraka? Ya tentu saja, namun dengan konteks, deskripsi yang berbeda. Seperti misalnya, ada suatu keyakinan tentang fase dimana manusia bersatu dengan Sang Khalik, yang dinamakan
moksha, yang berarti kebahagiaan abadi. Moksa adalah akhir dari serentetan
panjang siklus hidup-mati ciptaan. Namun pada tulisan kali ini, kita fokus pada agama-agama samawi lebih dahulu yang mengusung konsep sorga dan neraka sebagai tempat.
Setiap
sistem kepercayaan, mempercayai adanya tempat yang kekal setelah
kematian, yang dinamakan sorga dan neraka, tentunya dalam berbagai
kisah, berbagai adat dan budaya.
Kepercayaan lokal setempat sangat mempengaruhi dokma atau ajaran agamanya, sehingga adanya perbedaan konsep antar satu budaya dengan budaya lainnya, mengenai sorga dan neraka.
Apakah
sorga? Dan apakah neraka?
Sorga
adalah tempat, yang mana setiap makhluk yang hidupnya baik di alam
dunia, akan mendapatkan pahala dan kelimpahan berkat untuk dapat merasakan
tinggal di dalam alam sorga. Sedangkan,
kebalikannya, neraka adalah tempat penyiksaan, tempat hukuman
bagi makhluk yang selama hidupnya di dunia, memperlakukan hidupnya
dengan seenak jidatnya sendiri. Tanpa mematuhi perintah Tuhan.
Tuhan menyediakan tempat bagi manusia yang keji, yaitu neraka yang
panas membara. Hukuman kekal bagi makhluk yang berdosa.
Masyarakat
agamawan, masih memegang kukuh kepercayaan ataupun ajaran agama
tersebut. Dan berlomba-lomba dalam menjalankan ibadah, agar kelak
mereka mendapatkan tempat sorga, disisi Tuhan. Hal ini tidaklah salah,
hal ini sangatlah bagus, apalagi jika diimbangi dengan sikap moral
yang baik dalam berkehidupan. Namun
sungguh disayangkan, pemaknaan akan pahala dan laknat ini, semakin
lama semakin menyimpang, dan bahkan menggerus nurani antar manusia.
Adanya tarik menarik jemaat, adanya pemuridan, adanya tindakan
perekrutan besar-besaran yang dilakukan oleh oknum agamawan, dengan
dalih "penyelamatan umat manusia dari hukuman dosa". Hal tersebut
tentu saja tidak baik.
Sikap
moral, biarlah tumbuh tanpa tekanan, dan tanpa paksaan. Biarlah moral
bertumbuh secara alamiah, secara merdeka, tanpa intervensi dari siapapun.
Jika manusia tumbuh-berkembang dengan ketakutan, dan bayang-bayang
ancaman, maka karakter yang akan timbul adalah jiwa yang selalu
cemas, gelisah, dan merasa was-was dalam menjalani hidup.
Lain
halnya jika sikap moral muncul oleh karena kesadaran, maka insan akan
menjalani hidupnya dengan penuh ungkapan syukur, dan memenuhi panggilan
kemanusiaannya dengan baik, dalam kemerdekaan dan berkebebasan
penuh. Jelaslah
beda hasil dari keduanya, Insan
yang tumbuh dengan paksaan tidak akan tahan uji, lain halnya dengan
yang tumbuh dari kesadaran, dia akan tumbuh dengan kokoh berakar
kebenaran dalam iman dan kebenaran.
Kembali
lagi dalam topik.
Sorga
dan neraka ibarat dongeng sebelum tidur bagi anak-anak. Ketika
kita dewasa, maka kita bukan lagi anak. Pikiran kita akan lebih dewasa,
lebih bijaksana dan arif, lebih berpengetahuan, dan tidak sempit
dalam berwawasan. Sehingga
pemaknaan tentang sorga dan neraka menjadi lebih luas, dan tidak
hanya berkutat pada pahala atau hukuman setelah kematian. Doktrim
sorga dan neraka membuat kita menjadi pribadi yang lebih matang,
dan memperlakukan hidup menjadi lebih baik.
Itulah
tujuan diciptakannya doktrin sorga dan neraka, iya saya bilang doktrin
atau ajaran suatu agama. Namun menjadi nampak bengis dan kejam ketika
doktrin tersebut ditumpangi oleh kepentingan personal, atau
kelompok.
Ketika politik sudah masuk kedalam ranah keagamaan, maka kita
sudah tidak lagi mampu bertindak bijaksana.
Saatnya
kita memilih sorga, atau pilih neraka.
Ketika
pertanyaan demikian diajukan kepada kita, maka jawaban kita pasti
akan mengatakan "memilih sorga". Iya pasti, namun apakah kita sadar,
bahwa sorga atapun neraka sudah berlangsung atau terjadi semenjak
kita dilahirkan ke dunia. Kita mau memilih sorga atau neraka,itu
tergantung kepada kita.
Sorga
ataupun neraka, tidak lagi menunggu kelak ketika kita mati, sekarang
kita telah hidup di dalam sorga, atau di dalam neraka. Tergantung
pilihan kita!
Sorga
dan neraka bukan untuk ditunggu, melainkan diupayakan!
Jika
kita hendak merasakan sorga, maka wujudkanlah itu, sekarang!!!
Jika
kita ingin merasakan penderitaan neraka, maka lakukanlah hal
buruk.
Niscaya neraka sebentar lagi akan menghampiri kita.
Agama
banyak berisi kalimat-kalimat perumpamaan, oleh sebab pada zaman mitologi
dahulu, cara inilah yang coco untuk dapat diterapkan, dan untuk
dapat menciptakan sistem moral dengan baik.
Jika
kita menginginkan neraka, maka itu sangat mudah! Saat kita pelajar,
hiduplah secara sembrono, seringlah bolos sekolah, gemarlah bergaul
dengan orang-orang yang tidak terpelajar, libatkan dirimu dalam
pergaulan yang bebas. Dan rasakan sensasi neraka yang akan kalian
temui saat tua nanti, dimana mencari pekerjaan susah, begitu beratnya
dipercayai oleh lingkungan, ingin hidup menjadi orang benar selalu
dicurigai, dan banyak lagi hal-hal yang saya sebut neraka dunia.
Namun,
sungguh sulit jika kita hendak merasakan dibumi seperti di sorga.
Meskipun sulit, namun bukan berarti tidak bisa. Hanya perlu komitmen
pada diri, dan keihklasan. Hiduplah
sebagai insan yang mulia, menjalin koneksi dengan baik, kejarlah
cita-cita dengan giat dan jangan putus asa. Jika gagal coba
lagi, Jika
gagal lagi, coba lagi namun
gagal lagi, coba lagi sampai bisa. Sekian kali mencoba dan gagal, makan sekian kali akan berhasil. Sorga
adalah kristalisasi keringat dari upaya insani dalam memenuhi
panggilan
kemanusiaannya (membina diri).
Jika
upaya membina diri kita berhasil, maka nikmat sorga akan ada senantiasa
dalam hidup kita. Keluarga yang rukun dan harmonis itulah sorga,
pekerjaan yang mapan itulah sorga, suami atau istri yang saleh itulah
sorga.
Kesehatan
yang tetap terjaga sampai akhir hayat, itulah sorga. Kedamaian
memiliki anak yang penurut kepada orang tuanya, itulah sorga. Prestasi
membanggakan yang dikenang sepanjang hayat, itulah sorga.
Jadikanlah
di bumi seperti di sorga. Upayakanlah
hal tersebut, tidak hanya dengan iman namun juga dengan perbuatan.
Sorga tidak menunggu kita, namun kitalah yang akan menciptakan
sorga di dunia.
Sorga
adalah hak untuk setiap ciptaan, tanpa terkecuali!!!
Sorga
untuk umat beragama ataupun agnostik
Sorga
adalah untuk umat berTuhan ataupun umat atheis
Sorga
adalah untuk umat beriman ataupun untuk umat skeptis.
Sorga
adalah untuk umat religius saleh, ataupun cendekia scientis.
Sorga
adalam milik semua makhluk. Ciptakanlah itu, dan hiduplah
berkasih-kahian
kepada semua orang, tanpa terkecuali, karena itulah
wujud
sorga, itulah nikmat sorgawi.
Kristen
harap baca !!!
Sorga
tidak lah khusus diciptakan untuk orang Kristen, pemikiran
tersebut
terlampau picik dan sempit. Sorga juga diperbolehkan untuk diupayakan terwujud oleh umat lain.
Bahkan
tidak banyak kristen yang tau ini:
"Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidakada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku."(Injil yang ditulis oleh Yohanes 14:6).
Kita
hanya membaca, tanpa memaknai. Dan kita hanya harafiah dalam
mentapsirkannya. Tulisan
itu ditulis oleh orang yang mengaku dirinya Yohanes, dan menuliskan
biografi dari Teladan Yesus. Dan
kalimat itulah yang menjadi andalan Kristen dalam agenda kristenisasi!!
Maaf saya terlampau berterus terang.
Banyak diantara kita orang Kristen yang terlalu eksklusif, dengan mengagul-agulkan ayat tersebut, sebagai pilar "kristenisasi". Penapsiran yang salah membuat kita buta, dan orang buta tidak dapat menuntun orang buta yang lain.
Umumnya, kita sebagai Kristen akan menapsirkan bahwa: Tidak ada jalan ke sorga, kecuali melalui Yesus (atau menjadi pemeluk agama Kristen). Dan sayang seribu sayang, sepertinya penapsiran seperi ini, sungguh kurang bijaksana.
Dan
tanpa mengurangi rasa hormat, jika itu yang kita percaya selama ini,
maka piciklah akal pikiran kita. Tidak
hanya di dalam kekristenan, keselamatan itu diberikan!!! Setiap
sistem kepercayaan di dunia, baik yang sekarang , yang lalu, yang sudah punah, ataupun
yang akan datang, pasti mempunyai kebaikan dan kebenaran.
Dalam
ayat yang ditulis oleh Yohanes tersebut, Yesus menyatakan
dirinya
sebagai jalan, keselamatan dan hidup.
Saya
pikir, Yohanes cukup jeli dalam menuliskan konsep keselamatan. Dia
mengumpamakan Yesus sebagai Jalan. Jalan yang dijalani menuju kebenaran,
dan ketika kita telah berjalan menjalani jalan yang benar itu,
maka kita akan beroleh keselamatan.
Kita
sudah tau ada sebuah jalan dari Blora menuju Jogjakarta,
Jalan tersebut benar-benar menuju Jogja,
Jalan tersebut benar-benar aman, dan dapat menuju Jogja dengan selamat,
namun kita
hanya tau, hanya mengimani kalau jalan tersebut akan menuju Jogja dengan benar dan selamat.
Tapi kita tidak pernah sama sekali melaluinya, apakah bisa kita sampai
Jogja!? Mustahil !!! itu namanya mimpi disiang bolong!!!
Bapa
melambangkan kasih,
Bapa
melambangkan kedamian,
Bapa
melambangkan naungan pemeliharaan kehidupan.
Kita
hanya mengimani ada jalan menuju Bapa, tanpa pernah melaluinya, pernahkah
kita sampai kepada kasih?kepada kedamian, kepada hidup yang sejati?
Tidak!!!
Namun
terlalu banyak yang jumawa, oleh sebab label kristen, percaya Yesus,
dan stop!!! Tanpa action.
No action Faith Only....
Ada banyak jalan, semakin lancar berkendaranya.
Kisah-kisah
didalam injil, bukan hanya untuk diimani. Namun juga harus
diteladani.
Jika
kita hendak merasakan sorga, maka ciptakanlah dari sekarang.
Ciptakanlah,
jalanilah, upayakanlah dan rasakanlah.
Bukankah semakin banyak jalan, maka semakin menurunkan kemacetan?
Bukankah ada banyak jalan membuat kita bisa memilih kenyamanan?
Bukankah dengan adanya banyak jalan, semakin kita berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan?
Meskipun demikian, pilihlah satu, yang paling dirasa nyaman, jalanilah, laluilah, dan rasakanlah.
Sorga
adalah milik setiap orang, maka marilah kita semua berlomba-lomba
dalam mengupayakan nikmat sorga, bagi hidup kita, bagi anak-anak
kita, bagi penerus bangsa Indonesia. Dan bagi setiap kehidupan
di dunia ini. Dengarkanlah
panggilan insani kita. Dan marilah kita senantiasa berlaku
baik dimanapun dan kapanpun. serta kepada siapapun.
---Salam
Keseimbangan Antar Ciptaan
No comments:
Post a Comment