Para ilmuwan dunia berspekulasi, bahwa alam semesta kita, sampai saat ini terus berkembang. Mengembangkan dirinya, memperluas dimensi, dan melakukan pembentukan embrio-embrio baru, bagi kelahiran galaksi-galaksi baru, konstalasi bintang-bintang baru, dan juga segenap benda-benda angkasa yang melengkapinya. Kemungkinan besar, alam semesta juga melahirkan kehidupan-kehidupan baru, sebagai pengelola habitat-habitat baru yang telah terbentuk, dengan sitem yang berkesinambungan.
Namun tak pelak, teori baru kontoversial ini di sanggah oleh para agamawan konservatif yang notabene menganggap diri mereka berdiri di dasar yang kuat dan "paling" benar. Kaum agamawan ini membantah keras pernyataan para ilmuwan tersebut. mereka bersikukuh pada ajaran agama, yang mengatakan bahwa semesta adalah konsisten dan tetap pada posisinya, apa adanya dan tidak ada yang berubah, sesuai ketentuan kalimat-kalimat suci, yang tertuang dalam dokumen-dokumen suci. Paradigma lama ini, membuat agamawan menjadi kaum yang kolot, dan ortodok yang tidak mau menerima kemungkinan-kemungkinan baru.
Nampaknya, dewasa ini, sikap "bersikukuh" tersebut, lama-kelamaan terkikis, dengan ditemukannya bukti-bukti otentik, berdasarkan kajian riset dan observasi siang-dan malam, mengenai kenyataan bahwa semesta tetap berkembang. Bukti-bukti yang dipaparkan para ilmuwan tersebut, tidaklah sesuatu yang ditapsirkan, atau sesuatu akibat ilham yang tidaklah jelas dasarnya. Bukti yang sanggup untuk dikaji dan diuji, dan tidak akan gentar menghadapi ujian-ujian oleh karena keotentikan dasar-nya.
"Katak mulai keluar dari tempurungnya" Zaman ini, banyak manusia yang mencoba keluar dari "keterkungkungan" paradigma lama |
Bukti-bukti inilah, yang kemudian menjadi suatu aliran deras, yang mengalir kesetiap lini kehidupan umat manusia, tanpa terkecuali. Hal ini membentuk suatu "gebrakan" yang terulang kembali, bahwa ilmu pengetahuan datang dengan segala bukti untuk dapat mendobrak paradigma lama, dan membentuk suatu paradigma baru berdasar, yang disebut ilmu pengetahuan.
Orang-orang yang dahulu skeptis, dan bertahan pada posisi lamanya. Semakin lama, menjadi tertarik dan melangkah keluar dari zona kenyamanan pemikiran mereka. Seakan tergelitik dengan arus yang deras, yang mengalir kesetiap pemikiran, setiap produk zaman baru, tanpa terkecuali. Bahkan ada suatu gerakan baru, yang seolah-olah membenarkan secara "mentah-mentah" (tanpa diuji), menggabungkan setiap ide, menghasilkan inovasi pemikiran baru, suatu sistem paradigma baru, yang diberi judul SCIENTOLOGY. Ide yang dianggap cukup gila dengan menggabungkan kepercayaan dan ilmu pengetahuan.
Mentuhankan pengetahuan, ya... aliran deras itu, merambahi setiap kalangan, dengan tujuan, memberikan pencerahan baru. Hal itu tampak dalam dunia perfileman Hollywood, dalam Talk Show interaktif, ataupun buku-buku terbitan para pengarang-pengarang amatiran. Seperti air bah yang melanda generasi zaman baru, yang haus akan terungkapnya suatu misteri.
Pengertian yang demikian, tentunya "melenceng" dari aras tujuan sebenarnya, bukan berarti salah, namun kurang tepat. Ilmu pengetahuan hanyalah suatu sarana, sama halnya suatu sistem kepercayaan, keduanya adalah suatu sarana yang sengaja dibuat untuk suatu tujuan yang sama, yaitu Pengungkapan.
Manusia bumi, dewasa ini, mengalami suatu krisis yang disebut sebagai krisis "kepercayaan". Hal itu membuat manusia berusaha memuaskan hasrat keingintahuan mereka, dengan melakukan segala hal, demi tercapainya kepuasan mereka. Tak pelak, praktik-praktik yang menamakan diri "Spiritualitas hidup" menjadi trend baru, untuk mengungkapkan misteri-misteri hidup manusia.
Yang lebih berbahaya adalah, tidak semua jalan menuju ke satu tempat. Ada juga jalan yang berujung pada kebuntuan, atau malah kesesatan. Pemikiran manusia ibarat pedang bermata dua, jika hal itu tidak diatur dengan baik, maka dapat melukai diri kita sendiri.
"Tidak semua katak yang keluar dari tempurung, adalah katak yang berhasil. Bisa jadi mereka adalah katak-katak yang sial, adalah katak yang tidak tahu kemana dia harus melangkahkan kakinya"
Memang kita harus pandai dan bijaksana, menyikapi derasnya perkembangan zaman ini. Salah memilih jalan, maka akan berakibat fatal juga, untuk pemikiran kita. Bukan yang suci, ataupun yang paling cendikia, yang akan mendapatkan kepuasan nanti, melainkan mereka yang bijaksana dalam mengatur kehidupan yang akan beroleh kepuasan.
Baik itu kaum Ilmuwan ataupun Agamawan, mereka bertujuan untuk mengungkapkan (menyingkap), selubung misteri yang menyelimuti kehidupan manusia, selama berabad-abad. Memang benar, keduanya berhak atas jalan yang mereka tempuh, dan keduanya sama-sama meyakini, bahwa apa yang mereka jalani, adalah benar, dan berujung pada suatu kebenaran, yaitu menguak kebenaran "SANG PENCIPTA"
Pada akhirnya nanti, semua manusia akan berujung pada ujung yang sama, baik itu ilmuwan, agamawan, dan kita semua. Akan merasakan hal yang sama, akan menjupai sesuatu yang sama, tanpa terkecuali. Oleh karena apa?
oleh karena misi kita sudah berakhir, tugas yang diembankan pada kita sudah tuntas. Saatnya berganti kepuasan yang akan kita dapatkan.
"Katak kecil yang dahulu berenang keras mengelilingi luasnya danau, kini bisa beritirahat santai, penuh kepuasan , dan tidak ada lagi misteri"
Perdebatan yang panjang itupun, kian lama kian pudar. Berganti menjadi suatu diskusi yang saling melengkapi. Ketika Ilmuwan dan Agamawan merasa diri belum benar, merasa diri kurang dan masih banyak yang perlu dikaji dan diuji, sehingga mengambil tindakan saling melengkapi satu dengan yang lain, saling mengisi dan menguji, sehingga diperoleh satu titik temu guna mengungkapkan misteri kehidupan.
Semesta tidak menunggu kita, untuk berpikir.
Semesta tidak pernah memaksakan kehendak pada kita, apakah kita sedang mencari tahu kebenaran tentang dia, atau tidak. Yang Semesta ketahui adalah, bagaimana cara dia, tetap setia menjalankan tugas dan kewajibannya untuk memberikan kehidupan bagi setiap makhluk (termasuk kita) yang tinggal dan hidup di dalamnya.
Sama halnya dengan semesta, hidup kita adalah perjalanan, perjalanan yang panjang.
Oleh karena itu, sangatlah baik jika kita hidup penuh kebijaksanaan.
____ salam keseimbangan antar ciptaan
No comments:
Post a Comment