Thursday, May 9, 2013

Dongeng Timun Emas - Versi Jhonna Studio Part II

Kelahiran Sang Terjanji



--------------------------------------------------------------------------------------
Kisah Sebelumnya:
Raqia mengamati dari ketinggian langit. Hatinya bergejolak dan diantara dua pilihan: mengasihani Simbok Sambego lantas membiarkan Bibit Timun itu tumbuh, atau membunuh tanaman Timun itu tanpa sepengetahuan simbok. 
--------------------------------------------------------------------------------------
Oleh karena takut salah mengambil kebijakan, Raqia bersama tim meluncur menghadap kepada Dewan  Langit Selatan. Dialah salah satu Penasehat Agung, yang telah lanjut umurnya, mempunyai kebijaksanaan tinggi, berdaulat menentukan nasib Bhumi dan memberikan kebijaksanaannya untuk menentukan kebijakan terhadap Bhumi.

Raqia bersama tim, mengendarai wahana Vimana
menuju Langit Selatan
Raqia dengan kerendahan hati, menghadap Dewan Langit Selatan dan disambut oleh Kaum Bersayap Emas, tanpa basa-basi Raqia melaporkan pelanggaran yang dilakukan Wukir Seto, yang mana Wukir Seto telah melakukan kloning dan hibridisasi makhluk yang sangat tidak wajar. Suatu Perbuatan yang hanya boleh dilakukan oleh Oknum Langit. Wukir Seto membocorkan Rahasia Langit dan melakukan pelanggaran terhadap ketetapan langit.

Dewan Langit Selatan mendengarkan laporan tersebut dengan seksama, kemudian mengambil langkah tegas, mengumpulkan Ketujuh Dewan Langit lainnya untuk melakukan pertemuan penting, membahas kebijakan apa yang harus diambil. Beberapa waktu kemudian ketujuh Dewan Langit dari berbagai tempat berkumpul menemui Dewan Langit Selatan, dan bergegas memasuki Aula Kebijaksanaan, dan menutup rapat-rapat pintu Aula yang dijaga oleh dua pengawal bersayap Emas, untuk mengamankan pertemuan tersebut.


Pertemuan Delapan Dewan Langit, menentukan nasib Bhumi 

Pengambilan Kebijakan yang berjalan cukup alot. Raqia menunggu dengan penuh kesabaran di Area Luar. Rapat telah usai, jentera yang ada di atas pintu yang awalnya berwarna merah berubah warna menjadi biru, menandakan dewan langit telah menentukan keputusan. Raqia bersama dengan tim, bergegas menuju ruangan utama, untuk menerima hasil pertemuan kedelapan dewan langit. Surat Keputusan Delapan Dewan Langit telah dibuat, yang di bawakan oleh Aldean (Salah satu asisten Dewan Langit selatan). Kemudian Dewan Langit Selatan mengutus Aldean untuk membacakan Surat Keputusan tersebut kepada Raqia beserta tim.  Raqia bersama tim menundukkan kepala sembari berlutut di hadapan Altar dalam sikap hormat, menerima keputusan Delapan Dewan Langit.

Aldean Sang Sayap Emas, membacakan SK Delapan Dewan Langit


Bunyi Keputusan Delapan Dewan Langit adalah sebagai berikut:
"Kaum Raksasa di Dataran Medang Kasunyatan, harus menerima hukuman yang setimpal, atas perbuatan-perbuatan yang menyalahi hukum langit. Kaum Raksasa atas Pimpinan Wukir Seto, telah membocorkan secara sengaja ataupun tidak, secara tersurat ataupun tersirat kepada manusia Bhumi. Hal yang demikian itu sangat berdampak pada keseimbangan Semesta, oleh karena itu, Wukir Seto dan Kaumnya, harus mendapatkan hukuman.
Adapun eksekusi hukuman adalah demikian: Segala Kekuasaan dan Kekuatan daripada Wukir Seto dan Kaumnya harus dilumpuhkan, sampai tidak ada satupun dari mereka yang tersisa, yang berarti bahwa Medang Kasunyatan harus terbebas daripada kekuasaan para Raksasa. Ras Manusia harus tetap hidup dan melangsungkan kehidupan mereka secara mandiri, dan terhindar daripada "Kawin Campur" antar Ras, yang dapat mengganggu ketidakseimbangan Semesta.
Anak Perempuan yang akan terlahir dari rahim mentimun itu kelak harus dinamai "Timun Emas".. dialah yang akan melakukan tindakkan eksekusi pemusnahan kaum Raksasa di Dataran Medang Kasunyatan. Oleh karena itu, Raqia ditunjuk langsung oleh Kedelapan Dewan Langit, untuk melindungi Timun Emas, sampai dia berhasil menjalankan misinya.
Dewan Langit Selatan, mendekati Raqia dan menyentuh kening Raqia dengan telunjuk jarinya kanannya. Menyampaikan pesan kepada Raqia bahwa, pada saat hari kelahiran Timun Emas, Dewan Langit Selatan akan mengutus ketiga Kaum Bersayap Tembaga, untuk memberikan tiga pusaka kepada Timun Emas, guna menumpas kekuasaan Para Raksasa. Gambaran pusaka itu, tervisualisasi kearah Raqia.

Raqia diberikan pusaka keempat, sedangkan tiga yang lain
berada di bumi, yang nantinya diserahkan oleh Kaum
Bersayap Tembaga
Kemudian Dewan Langit Selatan, memberikan satu pusaka yang lain, kepada Raqia, pusaka itu adalah sejenis kotak-kotak kecil, berwarna cokelat, dan mempunyai bau yang sangat khas. Ditempatkan pada bungkusan kecil dan ditali rapat, dan Raqia menerimanya dengan penuh tanggung jawab. Kelak saat Timun Emas berusia tujuh belas tahun, bungkusan tersebut harus diberikan kepadanya. Raqia mengerti dan dalam kebulatan tekad untuk menjaga Timun Emas, sampai keberhasilan menyelesaikan misi Dewan Langit.






--------------------------------------------------------------------------------------
Sinkronisasi:
Kedelapan Dewan Langit adalah Delapan tua-tua bijaksana yang mengemban tugas untuk menjaga keseimbangan Bhumi. Kedelapan Dewan Langit adalah mereka yang berkedudukan pada masing-masing Langit dari Langit Timur, Tenggara, Selatan, Barat Daya, Barat, Barat Laut, Utara dan Timur Laut. Masing-masing Dewan membawahi Kaum Bersayap Emas yang mempunyai tugas untuk melakukan segala kegiatan pada masing-masing Langit.

Aldean salah satu Kaum Bersayap Emas Langit Selatan, bertugas sebagai pembawa pesan daripada Dewan Langit Selatan kepada Kaum-Kaum di bawahnya. Oleh Karena Para Dewan Langit, tidak berbicara menggunakan mulutnya, namun berbicara melalui hati kaum-kaum tertentu, sehingga hanya yang mempunyai kemampuan menterjemahkanlah yang bisa mengerti maksud ucapannya.

Raqia merupakan salah satu penjaga Sektor Selatan yang salah satunya mengampu tugas menjaga keseimbangan Dataran Medang Kasunyatan. Raqia adalah salah Satu Kaum Bersayap Perak, yang bertugas bersama tim dalam sebuah wahana Langit, Perahu Langit Selatan.

Kaum Bersayap Tembaga, adalah kaum langit yang merupakan pengawal kepercayaan, utusan rahasia yang hanya diutus untuk siatu misi-misi penting di setiap planet berkehidupan.
--------------------------------------------------------------------------------------

Di tempat tinggal Simbok Sambego
Timun yang semalam ditanam di pekarangan rumahnya, tumbuh secara ajaib di keesokan harinya. Silur-silur timun merambat sangat rindang pada bilah-bilah bambu yang disiapkan simbok. Simbok senang sekali, dan dia menyirami tumbuhan timun itu dengan harapan agar timun tersebut lekas berbuah.

Simbok melakukan aktifitas seperti biasanya, dia berangkat menuju sawah dan merawat tumbuhan padi milik Para Raksasa dengan hati yang penuh syukur. Bersama dengan buruh kerja yang lain, simbok melakukan pekerjaan itu dengan baik.

Waktu terus berganti, sore menjelang, dan para buruh kerja satu per satu pulang ke rumah mereka masing-masing. Simbok bergegas menuju rumahnya, dia berlari menghampiri tanaman timun. Simbok sangat senang, timun itu telah berbunga. Meskipun hanya tumbuh satu bunga berwarna kuning keemasa, Simbok kembali menyirami tumbuhan ajaib itu, kemudian duduk di dekat timun itu, menanti sambil mendendangkan sebuah kidung ungkapan syukurnya. Tak lama berselang, kelopak bunga yang tadinya kuncup itu berangsur mekar, dan mulai tampak bakal buah kecil. Bakal buah mentimun itu terus berangsur berkembang dan membesar. Simbok bahagia sekali, dia menatang buah mentimun berwarna emas itu, agar tidak patah. 

Sesuatu yang sungguh ajaib, buah mentimun itu terus membesar sampai seukuran gendongan tangan. Simbok kebingungan, karena tangannya tidak kuat lagi menopang buah mentimun itu. Simbok mencari akal, bagaimana cara agar mentimun ini tidak rubuh karena keberatan buahnya. Simbok mengambil kursi, dan meletakkan buah mentimun itu pada kursi, dan terus memegangi buah mentimun tersebut.

Malam mulai menyambut dengan senyumannya, rembulan menerangi langit dengan sinarnya. Malam semakin larut, dan suasana menjadi semakin hening dan sunyi. Hanya simbok yang memeluk hangat buah mentimun itu dan terus berharap yang terbaik. Kulit buah mentimun itu, semakin berkilau-kilauan tatkala sinar rembulan membelainya lembut pada permukaannya. Simbok terkantuk, sambil tertidur dalam posisi terduduk, bersandar pada pilar depan rumahnya, menanti kelahiran putri kecilnya. 
--------------------------------------------------------------------------------------
Dari tempat lain:
Dimasing-masing tempat adalah tiga Oknum Langit yang didaulat untuk berjaga disuatu negara. Dan mereka mengemban suatu amanat yang telah ditetapkan, yaitu menjaga stabilitas suatu negara. Mereka adalah Kaum Bersayap Tembaga, meskipun demikian, namun mereka tidak sama sekali memiliki sayap. Mereka bertiga berada di tempat yang berbeda, namun pada malam itu, mereka melihat ke arah langit Selatan, dan melihat suatu bintang yang gilang gemilang. Dan pada saat itu juga, mereka teringat akan amanat Dewan Langit Selatan, bahwa: "Pada Saat Bintang itu bersinar di langit selatan, maka berengkatlah kalian menuju lokasi bintang tersebut, guna membawa pusaka untuk seorang bayi yang baru lahir"
Tiga Kaum Bersayap Tembaga, melesat menggunakan Vimana, menuju tempat
yang ditunjuukan oleh sinar bintang selatan

Dari masing-masing negara, di masing-masing daratan, mereka bergegas menuju selatan, mengendarai wahana spiritual mereka dalam berbagai wujud dan rupa. Ketiganya adalah: Haruna Sayap Tembaga penjaga negara Gilang Westi dengan kendaraan Vimana Aruya, Destra-sona Sayap Tembaga penjaga negara Sunta Wijaya dengan kendaraan Vimana Baruna, dan Mejesta Sayap Tembaga penjaga negara Jodhapala dengan kendaraan Vimana Randhu Kencana. Mereka bergegas berangkat, mengikuti tuntunan bintang Langit Selatan, sebelum cahayanya meredup. Bintang Langit Selatan itu membawa mereka melintasi gurun, melintasi samudra, melintasi hutan rimba dan savanna, sampailah mereka disuatu dataran yang bernama Medang Kasunyatan. Sinar Bintang itu semakin lama semakin berpijar dan terang-benderang. Sebelum memasuki suatu desa, ketiganya bertemu dan saling menyapa, melepas kerinduan setelah sekian ribu tahun tidak bertemu. Tidak lupa mereka bertiga melakukan transformasi, mengambil rupa manusia sesuai negara asal tempat mereka bertugas. Tidak lupa pula wahana spiritual mereka juga diubah menjadi menyerupai hewan bumi, sambil menunggu proses kelahiran seorang bayi yang telah digariskan oleh langit.


Ketiga sayap tembaga, saling berjumpa dan berganti wujud menjadi
manusia sesuai negara tempat tugas mereka


--------------------------------------------------------------------------------------
Sinkronisasi:
Semua kaum langit mempunyai kemampuan untuk "mengambil rupa" (transformasi), yaitu kemampuan merubah visualisasi dimensi ketiganya, menjadi bentuk dan rupa yang lain. Tujuannya untuk menjaga kerahasiaan langit. Masyarakat awam akan kaget bahkan takut, bila melihat makhluk-makhluk bersayap dari kaum langit. Untuk itu masyarakat awam tidak diperkenankan mengetahui jati diri kaum langit.

--------------------------------------------------------------------------------------


Dari tempat simbok:

Buah timun itu mulai bergerak perlahan, dan geraknya semakin kencang. Dari dalam timun terdengar isak tangis yang sangat kencang, membangunkan simbok dan beberapa warga. Simbok bingung bercampur bahagia, wargapun berdatangan ke rumah simbok, ingin tahu asal suara bayi kecil yang menangis itu. Simbok dan beberapa warga mengerumuni buah timun itu, beberapa diantara warga bertanya-tanya dan suasana malam yang sepi berubah menjadi sangat riuh-redam.

Tiba-tiba, buah mentimun itu terbuka perlahan dengan sendirinya. Bersamaan dengan keluarnya cairan lengket bening, muncul dari dalam mentimun seorang bayi perempuan yang sangat cantik. Raqia mengetahui kejadian itu, lantas dia turun ke Bhumi, mengambil rupa warga desa.

Raqia yang pada saat itu mengambil rupa seorang kakek tua bercaping, menyarankan pada simbok, bahwa bayi perempuan itu sebaiknya dinamakan "Timun Emas" oleh karena parasnya yang cantik berkilauan laksana emas. Simbok sangat setuju dengan nama itu. Mulailah saat itu warga desa menerima Timun Emas sebagai warga baru di dataran Medang Kasunyatan. Raqia menunggu kedatangan kaum bersayap perunggu yang dijanjikan oleh Dewan Langit Selatan, sambil ikut berbaur dalam keramaian warga.

Tiba-tiba dari arah gerbang desa, muncul ketiga sosok musafir yang mengendarai tunggangan mereka. Yang pertama mengendarai kuda, dan yang kedua mengendarai seekor unta, dan yang satu lagi mengendarai kereta yang ditarik oleh kerbau besar. Mereka bertiga terlihat sangat asing oleh warga desa Medang-Kasunyatan. Ketiganya bercerita bahwa kedatangan mereka adalah karena tuntunan bintang Selatan, dan mereka ingin melihat ada suatu kejadian ajaib apa, sehingga alampun ikut menyambut kelahiran seorang anak itu. Ketiga Musafir itu memberikan hadiah kepada Timun Emas, yaitu: Satu Kotak Kecil berisi Jarum Emas, Sebuah Bungkusan yang berisi biji mentimun, dan satu bungkusan lainnya berupa serbuk garam. Simbok merasa terheran-heran, oleh karena kedatangan orang asing, demi melihat kelahiran anak perempuannya. Simbok merasa sangat beruntung, di usiannya yang sudah tua ini, dia masih diberikan kebahagiaan yang luar biasa
Tiga Barang berharga yang diberikan oleh para musafir,
yaitu Jarum Emas, Biji Mentimun Emas, dan Sebotol Garam.
Kelak benda pusaka ini akan sangat berguna untuk Timun Emas

Raqia yang mengubah tampilannya sebagai kakek tua, sudah sedikit tenang, dengan diberikannya pusaka itu kepada Timun Emas, misi berjalan perlahan namun pasti. Sebelum meninggalkan warga, ketuga musafir itu berpesan kepada simbok, untuk menjaga ketiga benda tersebut, sampai Timun Emas berusia tujuh belas tahun, karena benda-benda tersebut dapat membantu Timun Emas dalam menghadapi bahaya besar. Simbok berterima kasih atas pemberian dan perhatian darinya, dan akhirnya musafir itu pamit, kembali ke negara asal mereka. Begitu pula Raqia, melihat keadaan sudah baik dan tidak ada masalah, dia juga kembali ke atas perahu langit.

Simbok sangat bersyukur atas kelahiran putri nya yang sangat ajaib, begitupula warga desa.
Hari-hari simbok dipenuhi oleh kebahagiaan...

Namun simbok merasa sedih, jika kelak Timun Emas berusia tujuh belas tahun, dimana Wukir Seto akan mengambil putri semata wayangnya itu...


Bersambung .... ^_^

------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagaimanakah nasib Timun Emas selanjutnya....!?
Nantikan Postingan Selanjutnya...
dalam Dongeng Timun Emas- Versi JhonnaStudio Part III


Jika pembaca belum mengukuti kisah sebelumnya, dapat di klik di:
Dongeng Timun Emas - Versi JhonnaStudio Part I
------------------------------------------------------------------------------------------------
I am Sorry:
JhonnaStudio mohon maaf jika ada kesamaan nama tokoh ataupun lokasi yang diposting dalam kisah ini, tidak ada maksud apapun dan hanya bertujuan untuk hiburan semata.

------------------------------------------------------------------------------------------------

No comments:

Post a Comment

Mohon Perhatian ^^

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Buat Sobat-Jhonna, pembaca setia blog saya:
Terima kasih atas kesetiaannya membaca ataupun membagikan Informasi yang Jhonna sajikan. Alangkah bahagianya, jika Sobat tidak berkeberatan untuk MENCANTUMKAN alamat blog jhonnastudio.blogspot.com, saat sobat meng-copy dan mem-pastenya dan kemudian Sobat MEMBAGIKANNYA pada forum lainnya...

Salam Hangat...
Salam Keseimbangan Antar Ciptaan...
by: JhonnaStudio
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------