|
Wajah Baru-Jhonna Studio |
"Manusia tidak dipenjara oleh takdir, melainkan oleh pikirannya sendiri"
— Franklin D. Roosevelt
Manusia tidak perlu untuk ketakutan berlebihan dengan yang bernama TAKDIR, menurutku TAKDIR adalah satu yang tidak akan terjadi jika kita tidak penah berbuat. Seperti istilah, jika kita menanam maka kita akan menuai, demikianlah takdir, konsekuensi jika ada sebab maka akan berakibat. Dari pemikiran itulah, aku mewarnai kehidupan ini, kutanggalkan cara pikir lama mengenai TAKDIR. TAKDIR hanyalah cara kita memilih jalan kita sendirim cara kita membentuk zona kenyamanan dalam diri, dalam berpikir, dan dalam berlaku sebagai aktor utama di dalam sekenario yang kita buat sendiri.
Yeah !!!... we are the own of our life, we have the own rules
kita mempunyai suatu hukum dan aturan untuk kita jalankan sendiri... bukan orang lain yang kita buat PUAS atas adanya kita, melainkan puaskanlah diri kita sendiri, oleh karena kita ada dan telah diadakan, oleh mereka yang membuat kita berada saat ini. So.... TAKDIR adalah konsekuensi dari apa yang telah kita lakukan sebelumnya...
mengapa aku harus berada? dan diadakan di dunia ini?
pernah suatu saat aku berpikir dalam keheningan malam, jika aku tidak pernah dipikirkan untuk diadakan, atau keberadaanku tidak pernah dinampakkan di dunia ini? lantas apa yang terjadi?, lama sekali aku berpikir akan makna dan arti keberadaanku di waktu yang... yahhhhh cukup singkat.
perlahan namun pasti... aku mengetahui, bahwa keberadaanku adalah untuk mewarnai dunia dengan warna keberadaanku...
jangan terlalu bergantung pada orang lain, TERLALU membuat jiwa terbeban.
membebani pikiran dengan dalil dalil yang rumit, akan semakin menghentak kita ke dasar "ketidak sadaran" akan keberadaan hidup. Oleh karena itu, aku selalu membebaskan pola pikir ku akan segala hal, mendengarkan, mencari informasi, mengolahnya, dan meresapinya dalam alur langkah kehidupan.
aku banyak menermuai teman-teman yang sengaja membebani pikiran oleh pikiran-pikiran ketakutan klise yang sekonyong-konyong membentuk pola pikir melankolistik... Yahhhh.... orang-orang TERBEBAN adalah mereka yang tidak bisa menukmati keberadaan-nya dengan baik.
segala hal yang membebani pikiran, hendaknya dikurangi, apapun bentuknya.
hidup kita adalah untuk kita dan bukan untuk yang lain, baik yang terlihat atau yang tidak terlihat
kita terkadang TAKUT AKAN BAYANG-BAYANG, ketakukan akan segala hal yang belum jelas adanya, bahkan tidak nyata keberadaanya… dengan jumawanya, terkadang kita berbangga diri, seolah telah mengenal hal dalam pikiran tersebut dengan sangat baik. Sesungguhnya kita-pun sama-sama tidak mengetahuinya, atau bahkan alur pikiran yang membebani tersebut semakin lama semakin ditambahi oleh bumbu-bumbu penyedap, yak tak pelak membuat unsur ketakukannya semakin mendalam…
kungkungan ketakutan
sungguh kelam, jika pikiran kita dihantui, dan sengaja ditakut-takuti oleh pemikiran yang sungguh primitive. Alhasil kita tidak dapat berpikir jernih, dan mensyukuri keberadaan kita dengan bail. Kungkungan ketakutan membuat hidup kita sukar berproduksi. Ibarat pohon mangga yang ditanam di dalam pot berdimensi 30 x 30 cm, dengan tinggi pot 30 cm pula… alhasil, pohon mangga akan menjadi bonsai, tanpa bisa berbunga maupun berbuah.
Aku mencoba keluar dari “tempurung katak”-ku meskipun banyak orang yang menindirku, menghardik, serta mengomentariku dengan nasehat yang seolah-olah mereka memahami akan apa yang mereka katakana… dan aku hanya bisa berbisik lirih: “Mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat”. Ha ha ha… ternyata “penyerang-penyerang” pikiran adalah dari antara kita sendiri.
Tidak sedikit lho, dari kita yang tidak berani melangkahkan kaki kecilnya, mencoba keluar dari “tempurung katak” ketidaktahuan… salah-salah mereka malahan jumawa dan sangat percaya diri mengatakan bahwa lebih aman, bahkan sangat aman jika kita tetap berada dalam kungkungan “tempurung katak” tanpa mau tahu dunia luar yang amat sangat luas, dan lebih indah tentunya… yah tidaklah menjadi masalah, asalkan mereka tetap konsisten. Dalam artian tidak perlu repot menghardik ataupun mencerca kita yang mencoba keluar dari “tempurung katak” kita.
Dunia manusia sejak dahulu membuat pola pikir dan membelenggu “ke-openmainded-an”
Cara pandang manusia, memandang manusia lain, ibarat pisau beracun arsenik. Pisau tersebut ditancapkan tepat pada otak tengah kita, dan racunnya menghambat kita berpikiran terbuka, akan segala-hal. Dengan cara membatasi pemikiran orang lain ininah, mencetak manusia yang “polos-polos” yang hanya berjalan sesuai aluran kehidupan, yang sungguh… MEMBOSANKAN ha ha ha…
Kita menjadi berbeda itu wajar
Tidak semua yang "seragam" itu baik
Bunga mekar ditaman pun ada beragam jenis, bentuk, warna, dan rupa, bahkan aroma mereka berbeda satu dengan yang lain. Dan si-penanam bunga tersebut, tidak lantas membakar atau menginjak-injak mereka… bahkan dengan bangga si penanam menunjukkan karya taman yang indah itu kepada istri dan anak-anaknya….
Dari situlah, pikiran kita harus terbuka, bahwa berbeda itu tidaklah buruk, berbeda itu adalah suatu konsistensi alam yang wajar diterima, dan bersifat alamiah. Kita tentu saja harus belajar dari trilyunan-milyar-juta-tak hingga bintang yang ada di semesta kita, dan mereka juga berbeda satu sama lain, berotasi melalui orbital mereka yang bebeda-beda… akan tetapi tetap harmonis dan tertata sesuai konsistensi mereka masing-masing.
Kembali lagi…
Jika takdir tetap menancap pada pikiran kita, maka hidup kita sungguh amat sangat sia-sia.
Karena kita hanya seperti boneka yang digerakkan oleh pemainnya… dan hidup kita hanya bisa bergerak jika dia yang mempermainkan kita menggerakan kita… dan hal itu sungguh amat-sangat menyedihkan…
2012 adalah tahun transformasi pikiran, kesadaran diri manusia akan keberadaannya di tengah semesta. Oleh karenanya, Jhonna dan Alfa berada didunia ini, adalah menjadi saksi mata, kesadaran terbesar. Gelombang kesadaran diri maha besar yang diikuti oleh segenap penyadar-penyadar lain, bahwa hidup itu haruslah untuk disyukuri dan dinikmati. Bukan untuk dibebani.
_______ Salam Keseimbangan Antar Ciptaan