Sunday, November 4, 2012

Bersama "Erik" Juara II se-Kabupaten Blora


SobatJhonna, ada satu kisah yang bisa dijadikan cerita ke anak cucu kelak. Pas aku inget ni kisah, biasanya aku ketawa cekikikan dan malu tentunya… kisah ini bermula dari kecintaanku dengan seni, dan kebetulan segala unsur kesenian aku sukai dan aku minati. Terkhusus seni tari, adalah Erik dia adalah salah satu personil geng SD ku, yang tergabung dalam geng “D E A” kepanjangan dari “Dita Erik dan Alfa” cuman sekedar lucu-lucuan aja sih pas SD… nah Erik ternyata se-hobi dan se-minat denganku. Dia suka menari juga, terlihat cara dia menari tradisional, hentakan-hentakan dan stap-stap tahap latian dia kuasai dengan baik…

Kami sering berlatih tari, setiap hari Jumat (kalo gag salah), yang merupakan jadwal kesenian di SD tempat kami menuntut ilmu. Pak Mulyadi adalah guru pengajar kami kala itu. Dia begitu karismatik, dan begitu luwes dalam menari tradisional, yang merupakan kiblat kami berdua menuntut ilmu tari…  Lantai II, yaitu gedung aula adalah tempat kami berlatih tari, cukup luas untuk kami berlatih.
Anak laki-laki paling ilfeel jika disuruh Pak Mul untuk menari, katanya menari kurang keren dan beribu-ribu alasan untuk mendukung alibi mereka… tapi tidak semua dari kami yang tidak mau menari, nampaknya ada juga anak laki-laki lain yang nampaknya cukup mahir menari seperiti Irsad, Rio, dan yang lainnya…

Saat itu, cuaca sangat bersahabat, kicauan burung sayup terdengar dari luar jendela kelas… pelajaran bahasa sedang berlangsung… dipandu oleh Pak Maryadi, tiba-tiba dari arah luar, Pak Mul mengetuk pintu, dan memohon ijin kepada pak Maryadi untuk bertemu dengan aku dan Erik..  kami berdua saling berpandangan, dan seolah batin kami bersatu… terkoneksi satu sama lain menanyakan tentang perihal panggilan dari Pak Mul… karena tidak seorangpun dari kami mengetahuinya… kamipun pasrah, beranjak dari tempat duduk kami, dan maju kedepan kelas.. riuh teman-teman membahana memecah keheningan, mereka berkasak-kusuk mencari tahu… keppo banget lah pokoknya…

Daripada menjadi bahan pertanyaan anak-anak dan nantinya berujung fitnah.. (malah dosa kan), akhirnya Pak Mul berkata kepada setiap kami yang ada di kelas… kamipun kembali terdiam dan atusias mendengarkan “Anak-anak… Alfa dan Erik akan bapak latih selama beberapa minggu untuk dapat mengikuti lomba tari tradisional tingkat Kabupaten”… “Whattttt!!!!!!” seperti kesamber gledhek dewa Zeus, yang nancep tepat di jantungku… aku menelan ludah tanda gag percaya, “Kenapa mesti aku??” tanyaku dalam hati… seakan aku tidak PD untuk dapat menjalankan tugas kenegaraan itu dengan baik… pikiran sudah terlanjur melambung jauh terbang tinggi (by: Anggun C Sasmi)…

Akan tetapi, sepertinya aku udah gag bisa menolak dan mengelak lagi, tepuk tangan dari teman-teman membahana memenuhi ruangan kala itu… separuh haru bercampur bimbang, rasanya berkecamuk silih berganti. Aku dan Erik, kembali bertatapan, dan dia menepuk bahuku… sambil melepas anggukan… mencoba menguatkan diriku, tampaknya dia memahami, kalo kami harus siap menghadapi lomba.

Hari pertama latihan, kami bertemu dengan lawan-lawan yang akan kami taklukan kelak.. kami berlatih dib alai tempat pertemuan, di Kelurahan Jetis kala itu… dengan instruktur yang sepertinya sangat jago dan menguasai tari tersebut. Dari namanya saja aku sulit untuk mengingatnya, dan sepertinya tarian ini sulit sekali… “ Eko Pawiro” kalo tidak salah nama tarian tersebut… tari perang berpasangan, dengan bersenjatakan tameng dan pedang…
dengan berbekal sampur (selendang tari), kami menari step-demi step yang diajarkan oleh Instruktur… dan kami benar-benar mengalami kesulitan… terutama pada saat duduk jengkeng (posisi duduk dengan telapak kaki menyangga tubuh). Ya ampun… sulit sekali hal itu kulakukan… kaki seperti di guyur air rebusan cabe… panas banget, tak tertahankan… dan yang paling sulit adalah, bertahan bermenit-menit untuk posisi jengkeng tersebut.. Adalah Alif, dia salah satu kontestan lomba dari SD lain, dengan tubuh yang chubby dan montoknya itu, dia merasa sangat kesulitan untuk menirukan gerakan-gerakan, apalagi sewaktu posisi jengkeng, Alhasilll…. Masyaalahhh… kakinya bengkak berwarna biru…. Gilak, ini latihan tari atau latihan militer sihh…. Kami belum wajib militer kale pak pelatih…

tapi sumpah guys… sakit banget, aku saja sampai berkaca-kaca melakukan posisi jengkeng tersebut….
Hari berganti hari, minggu berganti minggu…
Satu-persatu dari kontestan lomba yang mengikuti latihan berangsur-angsur memudar, menyerah dan tak kembali.. hanya tersisa empat pasang kontestan lomba, sampai hari menjelang lomba tingkat kabupaten… aku dan Erik tidak boleh menyerah… oleh karena doa dan dukungan dari orang tua kami masing-masing. Ditambah lagi, bapakku telah menyiapkan pedang samurai yang nantinya akan kami gunakan untuk tampil.
Masalahnya bapakku tidak tahu pedang yang seharusnya kami gunakan… dan dia membelikan samurai (kepanjangan kale pak!!!!) dan alhasil kami tidak gunakan pedang tersebut… kami gunakan pedang yang kami biasa gunakan latihan.

Sepertinya terjadi kesimpang-siuran jadwal pelaksanaan lomba, sehingga pihak SD kami tidak tahu kapan perisnya lomba berlangsung… dan betapa syokhh nya kami, yang kami kira lomba masih beberapa hari lagi, ternyata hari itu… hari dimana kami masih harus latihan di Sekolah, kami harus tergesa-gesa ke Balai kelurahan Jetis untuk… yapppp lomba… “show must go on”

Tau gag guys…. Kami beneran tanpa persiapan, hanya berbekap baju gombrong biasa untuk latihan yang kusut, asal-asalan, gag match juga sama bawahan celana kolor kotak-kotak kami… sampur yang gag singkron dengan partnernya… dan pedang serta tameng kami, yang terbuat dari kardus… Ya Tuhan…… kami beneran belum siap tampil deh hari ini.. malu buanget…. Malu buanget buanget….
Karena kabar simpang siur tersebut, sampai saat registrasi ulang, hanya terkumpul dua pasangan kandidat penari. Sebenarnya Alif juga datang saat itu, tapi aku lihat kakinya masih bengkak dan dibebat dengan perban sangat kuat…

Mataku mencoba melihat kesekeliling, dan “jlebbbbb…mati aku….” Aku mengajak Erik untuk melihat di tengah balai, terdapat sepasang anak dengan kostum lengkap, make up siap tampil dan atribut tari yang seragam dengan kostumnya…. Astaga… ternyata mereka bener-bener mempersiapkannya dengan matang… sedangkan aku dan Erik, seperti dua orang idiot yang ikut pesta pernikahan Cate Middleton dan Pangeran William…

Nomor kontestan sudah diundi, dan tim mereka naik keatas panggung… Luar Biasa, aku berdecak kagum dengan suguhan penampilan mereka…. Gemuruh tepuk tangan memenuhi ruangan lomba kala itu. Dan selanjutnya adalah aku dan Erik… aku melihat di sudut ruangan, Pak Mul menyemangati kami, sekuat tenaga…

Namanya juga asal-asalan, kami latihannya pun belum sempurna, masih banyak  kurang di sana-sini..
Opening sudah tidak kompak, adegan berpedangan bergantian, tidak kompak, dan ending sangat nggantung… closingpun amburadullll, ditambah penampialan kami…. Yang totally so bad… pupus sudah harapan kami… gag tau mau ngomong apa lagi..
Yang penting kami sudah melakukan tugas dengan baik…

Saatnya pengumuman pemenang…
Sudah barang tentu lawan kamilah yang mendapatkan juara I, dan…. Tentunya kami mendapatkan juara II, antara bangga, haru dan malu… saat kami naik ke atas panggung… berfoto dengan sang juara…
Ha ha ha ha… iya ya lah, kami menang juara II, lha kontestannya juga cuman 2 pasang…
But, yang pasti aku dan Erik pernah merasakan kebahagian menjadi Juara II tingkat Kabupaten Blora, untuk Lomba Tari Tradisional Putra…

Kami berdua menjadi buah bibir yang manis di SD, rating kami mendadak naik secepat kilat, hampir semua dari teman SD mengenal kami Alfa dan Erik sebagai Runner Up, apalagi saat kami diundang maju oleh kepala sekolah saat upacara bendera hari senin, semua mata tertuju pada kami… tapi cerita di balik itu semua (behind the scene), mereka tidak tahu.. karena merupakan aib bagi kami, yang namanya sudah terlanjur tenar di sekolah… ha hahah hahaa

Erik, masih ingatkah kamu tentang kisah ini.. mari kita ngakak bersama.. ha ha ha ha….

No comments:

Post a Comment

Mohon Perhatian ^^

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Buat Sobat-Jhonna, pembaca setia blog saya:
Terima kasih atas kesetiaannya membaca ataupun membagikan Informasi yang Jhonna sajikan. Alangkah bahagianya, jika Sobat tidak berkeberatan untuk MENCANTUMKAN alamat blog jhonnastudio.blogspot.com, saat sobat meng-copy dan mem-pastenya dan kemudian Sobat MEMBAGIKANNYA pada forum lainnya...

Salam Hangat...
Salam Keseimbangan Antar Ciptaan...
by: JhonnaStudio
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------